KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya ucapkan khadirat Tuhan yang maha esa karena dengan karunia dan
rahmat-Nyalah, saya dapat menyelesaikan tugas Sejarah indonesia madya berjudul
“ kedatangan
bangsa belanda di indonesia “
Tujuan
dari penulisan ini adalah untuk menambah wawasan pembaca dan sebagai penugasan
mata kuliah sejarah indonesia madya. Serta ucapan terima kasih kepada ibu
Dra.nurhayati dina,M.pd. selaku Dosen Pengasuh mata kuliah Sejarah Asia
indonesia madya telah memberikan kepercayaan
kepada saya untuk menyelesaikan tugas ini.
Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan dalam penyusunan makalah yang lain di masa yang akan datang.
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Salah
satu faktor penyebab penjelajahan yang dilakukan oleh bangsa Belanda adalah
adanya reformasi agama yang menyebabkan terjadinya perang selama 80 tahun
dengan Spanyol. Belanda yang mengikuti paham reformasi tidak mau tunduk kepada
Spanyol yang Katolik. Pada masa perang 80 tahun tersebut, Portugal yang
disatukan oleh Raja Spanyol Philip II melakukan penekanan dengan melarang
Belanda berdagang di Lisabon dengan asumsi bisa menghancurkan perekonomian
Belanda. Namun, usaha itu tidak berhasil, tetapi justru membuat para pedagang
dan pelaut Belanda mencari jalan sendiri ke sumbernya (Indonesia).
Ternyata perkembangan ilmu pengetahuan
juga turut andil dalam latar belakang
kedatangan bangsa barat ke Indonesia. Kemajuan teknologi
ditunjukkan dengan penemuan kompas, navigasi, mesiu, dan peralatan pelayaran.
Hal itu terbukti dengan Penemuan Benua Amerika oleh Columbus atas bantuan Abdul
Majid dengan teknologi kapal yang dimiliki oleh Spanyol. Sementara itu, bangsa
Portugis juga berhasil menemukan teknologi kapal dan layar yang mengagumkan.
Mereka telah menciptakan kapal yang memiliki kecepatan tinggi dalam mengarungi
samudra yang dilengkapi dengan meriam sebagai senjata utama mereka.Pada masa
imperialisme kuno, Portugis dan Spanyol merupakan dua kerajaan Katolik yang
mempunyai kekuatan armada laut, teknologi navigasi, dan perkapalan yang maju
dibanding negara-negara lainnya. Oleh karena itu, tidak heran jika kedua negara
tersebut yang mengawali proses penjelajahan samudra. Perjanjian Tordesillas
(Tratado de Tordesillas). Keunggulan dalam teknologi navigasi dan perkapalan
yang dimiliki Portugis dan Spanyol menimbulkan persaingan di antara keduanya
dalam memperebutkan wilayah penjelajahan dan perdagangan semenjak tahun 1452.
Oleh karena
itu, pada tanggal 4 Juni 1474 di Tordesillas (suatu daerah dekat Madrid)
diadakan perjanjian kesepakatan antara raja Spanyol dan raja Portugis dengan
ditengahi oleh Paus Alexander VI (berasal dari Spanyol). Isi dari Perjanjian
Tordesillas adalah pembagian arah pelayaran antara Spanyol dan Portugis. Dalam
perjanjian tersebut, Spanyol memiliki hak perdagangan dan pelayaran ke arah
barat, sementara Portugis ke arah timur. Perjanjian tersebut berlaku sampai 13
Januari 1750.Dengan perjanjian tersebut, maka para pedagang Portugis mulai
mencari jalan berlayar ke arah timur untuk mencari rempahrempah, sedangkan para
pedagang Spanyol berlayar ke arah barat (menuju Benua Amerika). Salah satu
akibat dari Perjanjian Tordesillas adalah berkembangnya semboyan 3 G yaitu
gospel, gold, dan glory.
Gospel (Penyebaran Ajaran Katolik dan
Kristen)Akibat dari semboyan gospel tersebut, tidak heran jika para penjelajah
selalu didampingi oleh para misionaris Kristen, dan daerah-daerah yang dikuasai
oleh para pedagang Spanyol dan Portugis dipastikan terjadi konversi (proses
perpindahan agama) ke agama Katolik yang diiringi dengan asimilasi kebudayaan.
Gold
(Mencari Kekayaan Berupa Emas)Semboyan gold menimbulkan paham merkantilis
(paham yang beranggapan bahwa kejayaan negara diukur dengan banyaknya emas yang
dimiliki sebagai hasil dari laba perdagangan).
Glory (Mencari Kejayaan, Kemasyhuran, dan
Ke-menangan) Semboyan glory akhirnya melahirkan imperialisme kuno karena
kejayaan dilihat dari daerah koloni dan jalur perdagangan yang dikuasai. Dengan
demikian, banyak bangsa yang berlomba-lomba menguasai daerah lain.
Perjanjian
Saragosa Perjanjian ini dilatarbelakangi oleh pertemuan orang Portugis dan
Spanyol di Kepulauan Maluku. Portugis mendarat di Ternate, sementara Spanyol
mendarat di Tidore. Ketika mereka bertemu, hampir saja terjadi pertempuran
karena masingmasing menuduh telah melanggar Perjanjian Tordesillas. Akhirnya
mereka membawa masalah tersebut ke Paus, sehingga Paus memperbarui perjanjian
tersebut dengan Perjanjian Saragosa (22 April 1529).Proses Kedatangan Bangsa
Belanda ke Indonesia,Cornelis de Houtman memulai ekspedisi dengan membawa empat
kapal dari Belanda dan tiba di Banten pada tahun 1596.
Houtman membawa keuntungan yang besar sekembalinya ke
Belanda. Oleh karena itu pada tahun 1598, para pedagang Belanda lain terdorong
untuk pergi ke Indonesia. Belanda kembali melakukan ekspedisi ke Indonesia,
kali ini dipimpin oleh Jacob van Neck.Banyaknya ekspedisi menyebabkan
terjadinya persaingan antara para pedagang. Untuk menghindari persaingan di
antara para pedagang itu, Belanda membentuk VOC pada tahun 1602.Ekspedisi yang
dilakukan Belanda setelah Cornelis de Houtman tidak banyak mendapat keuntungan
yang besar. Hal ini disebabkan persaingan di antara para pedagang Belanda
sendiri, juga dengan para pedagang Portugis maupun Inggris. Sikap Belanda yang
sombong dan kasar juga menjadi salah satu faktor penolakan rakyat yang memicu
perlawanan dari para pedagang dan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
sejarah kedatangan bangsa asing di nusantara...?
2.
Bagaimana
sejarah kedatangan VOC...?
3.
Bagaimana
perlawanan terhadap kolonial
belanda...?
4.
Apa
fakta dibalik perginya belanda dari indonesia....?
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Kedatangan
Hindia-Belanda di Indonesia
1. Masuknya Bangsa Belanda ke
Indonesia
Sebelum
datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon
(ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan
Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari
Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya hubungan
perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda
untuk mengadakan penjelajahan samudra. Pada bulan April 1595, Belanda memulai
pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis
de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute
Pantai Barat Afrika –Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten. Pada
saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–1605)
Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh
masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten.
Bangsa belanda
datang ke indonesia pertama kali pada tahun 1596. Rombongan bangsa belanda yang
dipimpinoleh Cornelis de Houtman dan Pieter Keyzer ini membawa empat buah
kapal. Setelah menempuh perjalanan selama
empat belas bulan, pada 22 Juni 1596, mereka berhasil mendarat di
Pelabuhan Banten. Inilah titik awal kedatangan Belanda diNusantara.. Kunjungan
pertama tidak berhasil karena sikap arogan Cornelis de Houtman. Pada 1 Mei 1598, Perseroan Amsterdam mengirim kembali rombongan
perdagangannya ke Nusantara di bawah pimpinan Jacobvan Neck, van Heemskerck,
dan van Waerwijck. Dengan belajar dari kesalahan Cornelis de Houtman, mereka berhasil mengambil simpati penguasa Banten sehingga
parapedagang Belanda ini diperbolehkan berdagang di Pelabuhan Banten.Tujuan
kedatangan belanda ke indonesia adalah untuk berdagang rempah-rempah.
Setelah berhasil menemukan daerah
penghasil rempah-rempah dan keuntungan yang besar, belanda berusaha untuk
mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah dan menjajah. Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan
menjadi penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan memanfaatkan
perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit.
Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai
Portugal hingga 1975 ketika berintegrasi menjadi provinsi Indonesia bernama
Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama hampir 350 tahun, kecuali untuk
suatu masa pendek di mana sebagian kecil dari Indonesia dikuasai Britania
setelah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa penjajahan Jepang pada masa
Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda mengembangkan
Hindia-Belanda menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di dunia. Pada
abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah
Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda
(bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC).
-VOC telah diberikan hak monopoli terhadap
perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda
pada tahun1602.Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.Tujuan
utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah
di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan
terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap
orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut.
Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada
pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh
populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan
pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.VOC menjadi
terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam
beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.
-Kolonisasi pemerintah Belanda
Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18 dan setelah kekuasaan
Britania yang pendek di bawah Thomas Stamford Raffles, pemerintah Belanda
mengambil alih kepemilikan VOC pada tahun 1816. Sebuah pemberontakan di Jawa
berhasil ditumpas dalam Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Setelah tahun
1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa
Belanda mulai diterapkan.
Dalam sistem ini, para penduduk
dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada
saat itu, seperti teh, kopi dll. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke
mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang besar kepada para pelaksananya -
baik yang Belanda maupun yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli
pemerintah dan dihapuskan pada masa yang lebih bebas setelah 1870.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Kebijakan
Beretika (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang
lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan
politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda
memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda,
dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini.
2.2Sejarah Kedatangan VOC di Indonesia
VOC (Verenigde Oost-Indische
Compagnie) didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah perusahaan Belanda
yang memiliki monopoli untuk aktifitas perdagangan di Asia.Disebut Hindia Timur
karena ada pula VWC yang merupakan perserikatan dagang Hindia Barat.Perusahaan
ini dianggap sebagai perusahaan pertama yang mengeluarkan pembagiaan
saham.Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja,tetapi badan
dagang ini istimewa karena di dukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas
sendiri yang istimewa.Misalkan VOC boleh memiliki tentara dan boleh
bernegosiasi dengan negara-negara lain.Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam
negara.VOC terdiri 6 bagian (kamers),yang terdapat di Amsterdam,Miiddelburg
(untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoom dan Rotterdam.Pada abad ke-17 dan 18
Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun
oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda:
Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC)
VOC telah diberikan hak monopoli
terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen
Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.Tujuan utama dari pembentukan VOC adalah sebagai berikut :
1. Menguasai pelabuhan penting.
2.
Menguasai kerajaan-kerajaan di
Indonesia.
3.
Melaksanakan monopoli perdagangan di
Indonesia.
4.
Mengatasi persaingan antara Belanda
dengan pedagang Eropa lainnya
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan
rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman
kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan
terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk
tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala
kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir
seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan
pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala. VOC menjadi
terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam
beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.
·
Kegiatan-kegiatan VOC di Indonesia
Kegiatan VOC di Indonesia mulai diorganisasi dan
dimonopoli perdagangan mulai diterapkan setelah ditetapkannya gubernur jendral
yang pertama yaitu Pieter Both. Pieter
Both menentukan pusat kedudukan VOC di Ambon. Pilihan itu didasari
pertimbanagan bahwa dari ambon kegiatan untuk menerapkan monopoli perdagangan
rempah-rempah di Maluku akan lebih mudah dilakukan. Dalam perkembangannya
Pieter Both memindahkan pusat kedudukan VOC ke Jayakarta dengan alasan lebih
srategis dan akan lebih mudah menyingkirkan portugis yang berkedudukan di
Malaka.Sejak tanggal 31 Mei 1691,VOC memperoleh hak penuh atas Jayakarta, dan sejak itu Jayakarta
berubah menjadi Batavia. Melalui Batavia VOC memperluas pengaruhnya ke berbagai
wilayah di Indonesia. Perluasan pengaruh itu disertai penerapan monopoli
perdagangan. Dengan kekuatan militer dan keahlian memecah belah,sejumlah
wilayah tunduk pada pengaruh VOC.
Untuk menjalankan monopoli perdagangan VOC membuat
peraturan sebagai berikut :
1. Petani
rempah-rempah hanya boleh bertindak sebagai produsen hak jual-beli hanya
dimiliki VOC
2. Panen
rempah-rempah harus di jual kepada VOC dengan harga yang ditentukan oleh VOC.
3. Barang
kebutuhan sehari-hari seperti peralatan rumah tangga,garam,dan kain harus
dibeli dari VOC dengan harga yang ditentukan VOC.
Perluasan pengaruh VOC
berlangsung setelah VOC berkedudukan di Batavia. Setelah menguasai Batavia,VOC menenamkan
pengaruh politik di kerajaan Banten. Kemudian,VOC bergerak ke timur dan
berhasil memperlemah kerajaan mataram di Jawa Tengah melalui perjanjian Giyanti
dan perjanjian Salatiga. Sedangkan Makassar,VOC berhasil menenamkan pengaruh politiknya melalui perjanjian
Bongaya.Di Maluku,VOC menenamkan pengaruh politiknya melalui perjanjian dengan
penguasa setempat. Dengan itu,VOC mengadakan perjanjian untuk saling membantu
menghadang pengaruh Portugis. Dengan Ternate,VOC mengadakan perjanjian dalam
rangka menanamkan pengaruhnya di Selat Barat,Luhu,Kambelo, dan Ludisi yang
termasuk wilayah kekuasaan VOC.
·
Bubarnya VOC di Indonesia
Hampir 2 abad VOC mengalami
kejayaan dan berkuasa mutlak di Indonesia (abad ke-17 dan ke-18) banyak
keuntungan dari monopoli perdagangan rempah-rempah dan campur tangan secara
politis di berbagai wilayah. Pada akhir abad ke-18 organisasi ini mengalami kebangkrutan,dan
tanggal 31 Desember 1799 VOC di bubarkan. Bangkrutnya VOC itu ditandai oleh
buruknya kondisi keuangan serikat dagang tersebut. Dengan kas yang kosong dan
utang yang menumpuk,VOC kemudian tidak dapat lagi menjalankan kegiatannya.
Berikut ini faktor-faktor penyebab bangkrutnya VOC :
1. Para pegawai
VOC banyak yang melakukan korupsi.
2. Banyak
pegawai VOC yang tidak cakap sehingga pengendalian monopoli perdagangan tidak
berjalan sebagaimana mestinya.
3. VOC banyak
menanggung utang akibat peperangan yang dilakukan baik dengan rakyat
Indonesia
maupun dengan Inggris.
4. Kemrosotan
moral dikalangan para penguasa akibat sistem monopoli perdagangan.
5. Tidak
berjalannya verplichte leveranti (penyerahan wajib) dan preanger
stelsel (aturan pringan) yang di maksudkan untuk mengisi kas VOC yang
kosong.
6. Banyak
prajurit VOC yang mati akibat menghadapi perlawanan rakyat.
2.3 Perlawanan
Terhadap Kolonial Belanda
Sewenang-wenang yang dilakukan VOC ternyata kembali dilanjutkan oleh pemerintah
Kolonial Hindia Belanda. Hal ini menyebabkan kemarahan rakyat hingga akhirnya
terjadilah pemberontakan yang dilakukan beberapa daerah berikut.
1. Perlawanan rakyat Maluku dibawah pimpinan Pattimura (1817)
Secara umum penyebab terjadinya perlawanan rakyat Maluku ini adalah
karena adanya beberapa prahara seperti penduduk wajib kerja paksa untuk
kepentingan Belanda misalnya di perkebunan-perkebunan dan membuat garam,
penyerahan wajib berupa ikan asin, dendeng dan kopi, banyak guru dan pegawai
pemerintah diberhentikan dan sekolah hanya dibuka di kota-kota besar saja,
jumlah pendeta dikurangi sehingga kegaitan menjalankan ibadah menjadi
terhalang. Secara khusus yang menyebabkan kemarahan rakyat adalah penolakan
Residen Van den Berg terhadap tuntutan rakyat untuk membayar harga perahu yang
dipisah sesuai dengan harga sebenarnya.
Pada tahun 1817 rakyat Saparua mengadakan pertemuan dan menyepakati untuk memilih Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura) untuk memimpin perlawanan.
Keesokan harinya mereka berhasil merebut benteng Duurstede di Saparua sehingga
residen Van den Berg tewas. Selain Pattimura tokoh lainnya adalah Paulus
Tiahahu dan puterinya Christina Martha Tiahahu. Anthoni Reoak, Phillip
Lattumahina, Said Perintah dan lain-lain. Perlawanan juga berkobar di
pulau-pulau lain yaitu Hitu, Nusalaut dan Haruku penduduk berusaha merebut
benteng Zeeeland.Untuk merebut kembali benteng Duurstede, pasukan Belanda
didatangkan dari Ambon dibawah pimpinan Mayor Beetjes namun pendaratannya
digagalkan oleh penduduk dan Mayor Beetjes tewas. Pada bulan Nopember 1817
Belanda mengerahkan tentara besar-besaran dan melakukan sergapan pada malam
hari Pattimura dan kawan-kawannya tertangkap.
Mereka
menjalani hukuman gantung pada bulan Desember 1817 di Ambon. Paulus Tiahahu
tertangkap dan menjalani hukuman gantung di Nusalaut. Christina Martha Tiahahu
dibuang ke pulau Jawa. Selama perjalanan ia tutup mulut dan mogok makan yang
menyebabkan sakit dan meninggal dunia dalam pelayaran pada awal Januari tahun
1818.Sejak Belanda berkuasa di Maluku rakyat menjadi sengsara, sehingga rakyat
semakin benci, dendam kepada Belanda. Dibawah pimpinan Pattimura (Thomas
Matualessi) rakyat Maluku bangkit melawan Belanda tahun 1817 dan berhasil
menduduki Benteng Duursted dan membunuh Residen Van Den Berg. Belanda kemudian
minta bantuan ke Batavia, sehingga perlawanan Pattimura dapat dipatahkan,
Pattimura kemudian ditangkap dan dijatuhi hukuman gantung bulan Desember 1817.
Dalam perjuangan rakyat Maluku ini juga terdapat seorang pejuang wanita yang
bernama Christina Martha Tiahahu.
2. Perang Paderi (1821 – 1838)
Pada mulanya Perang Paderi merupakan perang antara kaum adat dan kaum
ulama. Yang disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat antara kaum ulama dengan
kaum adat. Kaum ulama terpengaruh gerakan Wahabi menghendaki pelaksanaan
Ajaran Agama Islam berdasarkan Al’Quran dan Hadist. Kaum ulama ingin
memberantas kebiasaan buruk yang dilakukan kaum adat, seperti berjudi,
menyambung ayam dan mabuk.Karena terdesak kaum adat minta bantuan kepada
Belanda, tetapi kemudian kaum adat sadar bahwa Belanda ingin menguasai Sumatera
Barat, kemudian kaum adat bersatu dengan kaum Paderi untuk menghadapi Belanda, karena
terdesak Belanda mengirim bantuan dari Pulau Jawa yang diperkuat oleh Pasukan
Sentot Ali Basa Prawirodirjo, tapi kemudian Sentot Ali Basa Prawirodirjo
berpihak kepada kaum Paderi sehingga Sentot Ali Basa Prawirodirjo ditangkap dan
dibuang ke Cianjur. Dengan siasat Benteng Stelsel pada tahun 1837 Belanda
mengepung Bonjol, sehingga Imam Bonjol ditangkap dan dibuang ke Cianjur
kemudian dipindahkan ke Manado hingga wafat tahun 1864.
3. Perlawan
Pangeran Diponogoro (1825 – 1830)
Penyebab terjadinya
perlawanan Diponogoro ini adalah karena Keraton
merasa dihina dan diturunkan martabatnya akibat pemerintah kolonial Belanda
terlalu jauh mencampuri urusan
dalam keraton. Penderitaan rakyat yang makin
menghebat akibat pelakuan pemerintah kolonial Belanda yang sewenang-wenang. Kekecewaan kaum ulama terhadap sikap orang-orang Belanda yang merendahkan
budaya Timur dan menjujung tinggi budaya Barat, dan pembuatan
jalan Yogyakarta-Magelang yang melalui makam leluhur Pangeran Diponegero di
Tegalrejo tanpa izin.
Ada pun tokoh-tokoh perlawanan ini adalah :
·
Pangeran Diponegoro
·
Suryomataram
·
Ario Prangwadono
·
Pangeran Serang
·
Notoprojo
·
Sentot Prawirodirjo
·
Pangeran
Ariokusmo
·
Kiai Mojo
Dalam perang ini Diponegoro menggunakan siasat perang gerilya yang didukung
oleh kaum bangsawan dan ulama serta bupati, antara lain Kyai Mojo dan Sentot
Ali Basa Prawirodirjo. Sementara Belanda menggunakan siasat Benteng Stelsel
yang bertujuan untuk mempersempit gerak Pasukan Diponegoro. Pasukan Diponegoro
semakin lemah terlebih lagi pada tahun 1829 Kyai Mojo dan Sentot Ali Basa
memisahkan diri. Lemahnya pasukan Diponegoro menyebabkan Diponegoro menerima
tawaran Belanda untuk berunding di Magelang, dalam perundingan ini pihak
Belanda diwakili oleh Jenderal De Kock namum perundingan mengalami kegagalan
dan Diponegoro di tangkap dan dibawa ke Batavia, selanjutnya dipindahkan ke
Manado kemudian dipindahkan lagi ke Makasar dan meninggal di Benteng Rotterdam
tanggal 8 Januari 1855.
4. Perlawanan
Rakyat Sulawesi Selatan
Penyebab terjadinya perlawanan ini bermula
dari berakhirnya pemerintahan Inggris menyebabkan Belanda kembali ke Sulawesi Selatan. Belanda
menghadapi kondisi yang kurang memuaskan. Oleh karena itu Belanda mengundang
raja-raja Sulawesi Selatan untuk meninjau kembali perjanjian Bongaya yang
tidak sesuai lagi dengan sistem pemerintahan imprealisme. Pertemuan tersebut
hanya dihadiri Raja Gowa dan Sindereng. Pada tahun 1824, Belanda menyerang
Ternate dan berhasil menguasainya. Selain Ternate Belanda juga menyerang
Kerajaan Suppa yang dibantu oleh pasukan dari Gowa dan Sindereng yang
dimenangkan oleh Belanda.Pasukan Bone yang menghancurkan pos-pos Belanda di
Pangkajene, Labakang, dan merebut kembali Ternatte. Oleh karena itu kekuatan
Bone makin besar dan daerah kekuasannya makin luas.Di sisi lain, kedudukan
Belanda di Makassar makin lemah. Oleh karena itu, Belanda meminta tolong kepada
Batavia. Hal ini jelas melemahkan pasukan Bone.
Tokoh-tokoh dari perlawanan ini adalah Raja Bone, Raja Ternate, Raja Suppa. Pertempuran terus berkobar dan pasukan Bone bertahan mati-matian. Karena
kalah dalam persenjataan, pasukan Bone makin terdesak. Benteng Bone yang
terkuat di Bulukumba dapat dikuasai oleh Belanda.
Dengan jatuhnya Bone, perlawanan rakyat makin melemah. Namun, pertempuran-pertempuran
kecil masih terus berlangsung hingga awal abad ke-20.
5. Perlawanan Rakyat Bali
Bangkitnya perlawanan rakyat Bali terhadap Belanda disebabkan oleh adanya
Hak Tawan Karang yaitu suatu ketentuan bahwa setiap kapal yang terdampar
diperairan Bali menjadi milik Raja Bali, dan sebab khusus menyangkut tuntutan
Belanda terhadap raja-raja Bali yang ditolak berisi hak Tawan Karang
dihapuskan, Raja harus memberi perlindungan terhadap pedagang-pedagang Belanda
di Bali, dan Belanda minta diizinkan mengibarkan Bendera di Bali
Tokoh-tokoh perlawanan Bali diantaranya :
·
Gusti Jalantik
·
Patih Buleleng
·
Raja Bali
·
Raja Karang Ngasem
Jatuhnya
kerajaan Buleleng, menyebabkan raja-raja Bali lainnya bersikap lunak terhadap
Belanda, bahkan bersedia membantunya. Akhirnya kedua kerajaan tersebut jatuh ke
tangan Belanda. Raja Buleleng dan I Gusti Ketut Jelantik meloloskan diri pada
tahun 1849.Setelah kerajaan Buleleng dapat dikuasai, Belanda berusaha
menaklukan kerajaan Bali lainnya. Hal ini memaksa para raja Bali mengambil alternatif
terakhir untuk mempertahankan kehormatannya, yaitu perang puputan (perang
terakhir sampai mati).
6. Perlawanan Rakyat Aceh (1873-1904)
Perlawanan rakyat Aceh merupakan perlawanan yang paling lama dan juga
terakhir bagi Belanda dalam rangka Pax Netherlandica. Perlawanan dipimpin oleh
para Bangsawan (Tengku) dan para tokoh ulama (Teuku) seperti Teuku Umar, Teuku
Cik Ditiro, Panglima Polem, Cut Nyak Dien, Cut Mutia dan lain-lain.
Salah satu penyebab terjadinya peperangan karena Belanda melanggar
Perjanjian Traktat London tahun 1824 yang berisi bahwa Inggris dan Belanda
tidak boleh mengganggu kemerdekaan Aceh. Untuk menguasai Aceh, Belanda
menggunakan cara seperti Konsentiasi Stelsel dan mendatangkan ahli Agama Islam
yaitu Snouch Hurgronye. Cara ini dapat mempersempit ruang gerak pasukan Aceh
dan dari Snouch Hurgronye Belanda mengetahui kehidupan rakyat Aceh dan
cara-cara menaklukan Aceh. Sehingga akhirnya Aceh dapat dikuasai oleh Belanda,
kemudian Raja-Raja didaerah yang berhasil dikuasai oleh Belanda diikat dengan
Plakat Pendek yang isinya :
·
Mengakui kedaulatan Belanda
atas daerahnya.
·
Tidak akan mengadakan hubungan
dengan negara lain.
·
Taat dan patuh pada Pemerintah
Belanda
7. Perlawanan
Rakyat Banjar
Penyebab dari pecahnya peperangan ini bermula saat Belanda
dapat menjalin hubungan dengan Kerajaan Banjar pada masa pemerintahan sultan
Adam. Setelah Sultan Adam wafat tahun 1857, Belanda mulai turut campur dalam
urusan pergantian tahta kerajaan. Akibatnya, rakyat tidak menyukai Belanda.
Belanda dengan sengaja dan sepihak melantik Pangeran Tamjid Illah sebagai
sultan. Ditengah tengah perebutan tahta, meletuslah perang Banjar pada tahun
1859 dengan Pangeran Antasari sebagai pemimpinnya.
Tokoh-tokoh perlawanan
:
·
Sultan Adam
·
Pangeran Antasari
·
Pangeran Hidayatulloh
·
Kiai Demang Lamang
·
H.Nasrun
·
H.Bayasin
·
Kiai Lalang
·
Gusti Matseman
Pangeran
Antasari melakukan pertempuran bersama rakyat. Bahkan, pada bulan Maret 1862
Antasari diangkat menjadi Sultan dengan gelar Panembahana Amiruddin Khalifatul
Mukminin. Setelah Pangeran Antasari meninggal, perjuangan dilanjutkan oleh
putranya bernama Gusti Matseman namun, perlawanan rakyat Banjar makin hari
makin melemah.
2.4Fakta dibalik perginya belanda dari indonesia
Hampir sebagian
besar masyarakat di Indonesia mengulas tentang Serangan Umum 1 Maret 1949,
sebagai salah satu penyebab menyerahnya Belanda secara total di Indonesia. Bagi
yang lupa dengan sejarah kota Jogjakarta, Serangan Umum 1 Maret ini adalah
sebuah operasi militer TNI untuk menduduki kota Jogjakarta selama 6 (enam) jam.
Kesuksesan operasi militer ini, akhirnya mendorong Dewan Keamanan PBB untuk
mengeluarkan resolusi yang cukup keras kepada Pemerintah Belanda. Namun terus
terang kesuksesan operasi militer ini, agak dibesar-besarkan oleh Soeharto
setelah ia menjadi Presiden RI
Namun dari berbagai dokumen yang
sekarang mulai terungkap, ada alasan-alasan lain kenapa Pemerintah Belanda
mulai secara serius akhirnya meninggalkan Indonesia. Salah satu alasan tersebut
adalah karena adanya 2(dua) peristiwa pembunuhan berikut.
1. Peristiwa
Pembunuhan Jendral Simon Spoor
Pada
hari Jumat 20 Mei 1949, Pimpinan tentara Belanda yang tertinggi di Indonesia,
Jendral Simon Spoor, sang arsitek operasi militer ”Operatie Product” dan
”Operatie Kraai”, merayakan promosinya menjadi bintang empat di salah satu
restoran pinggir laut dekat Tanjung Priok. Ia mengundang puluhan tamu dan
sahabatnya untuk makan siang bersama, sambil menikmati udara cerah kota
Jakarta. Jendral Spoor duduk semeja dengan ajudannya Kapten Smulders dan juga
pendeta sahabatnya Veerhoven. Para tamu menikmati makanan sambil tertawa riang
di hari Jumat yang cerah tersebut. Tidak ada kesan bahwa Jendral Spoor, Kapten
Smulder ataupun Pendeta Veerhoven saat itu sedang sakit.Namun setelah makan
siang mendekati selesai, tiba-tiba ketiga orang di meja Jendral Spoor mendadak
memegang perut mereka masing-masing, lalu langsung tersungkur di mejanya dan
bahkan ada yang terjatuh dari kursinya. Kapten Smulders secara darurat
dilarikan ke rumah sakit dan menderita koma selama berhari-hari. Pendeta
Veerhoven, juga terpaksa di-evakuasi ke kapal ”Big Dipper” untuk dikirim ke
Belanda agar bisa dirawat secara intensif. Sedangkan Jendral Spoor tidak
terselamatkan dan meninggal beberapa hari kemudian. Anehnya, seluruh tamu di
restoran tersebut, tidak ada satupun yang menderita sakit. Pemerintah Belanda,
kala itu merahasiakan penyebab kematian Jendral Spoor, dan menyatakan bahwa ia
meninggal karena terkena serangan jantung. Namun akhir-akhir ini hampir semua
ulasan sejarah menyatakan bahwa kematian Jendral Spoor, adalah kemungkinan
besar akibat diracun. Sayang tubuh Jendral Simon Spoor tidak sempat di-autopsi,
sebelum ia dikebumikan di Pemakaman Menteng Pulo. Dikanan adalah foto
terakhirnya pada tanggal 9 Mei 1949, sewaktu Spoor memberikan penghargaan
Bintang jasa ”Singa perunggu” kepada Sersan Polisi Lelealu (seorang KNIL) di
Jakarta
2. Peristiwa
Pembunuhan Rob Aernout dan Hubungannya Dengan Kematian Jendral Spoor
Letnan
Muda Angkatan Laut Rob Aernout adalah seorang Polisi Rahasia Belanda yang
ditugaskan secara khusus ke Indonesia. Tugas rahasia ini tidak pernah ia
ungkapkan kepada siapapun sampai ia tertembak mati di Kampung Genteng. Lembang
pada tanggal 28 Februari 1948. Lalu apa hubungan pembunuhan Letnan Aernout dan
kematian Jendral Spoor?
Dari berbagai dokumen yang saat ini
sudah bisa dengan mudah dibaca. Letnan Aernout rupa-rupanya ditugaskan ke
Indonesia untuk menyelidiki kasus korupsi massal yang melibatkan para
petinggi-petinggi Pemerintah Belanda di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung,
para petinggi tersebut adalah Gubernur Jendral Belanda HJ Van Mook, bersama
Jendral Meyer dan Jendral De Waal. Kedua Jendral ini adalah anak buah tertinggi
Simon Spoor dalam jajaran hirarki organisasi militer Belanda di Indonesia. Dari
berbagai penyelidikan, para petinggi-petinggi Belanda ini melakukan beragam
kegiatan penjualan senjata gelap, penyelundupan candu, melenyapkan mutiara
maupun berlian dari kapal rampasan, melakukan penyelundupan gula, serta banyak
lagi kejahatan-kejahatan korupsi lainnya.Lalu kenapa Jendral Spoor harus
dibunuh ? Rupa-rupanya Spoor pada pertengahan tahun 1948, sedang memberikan
kesaksian kepada Komisi Penyelidikan Zaaijer, yang melakukan investigasi
terhadap mewabahnya kasus-kasus korupsi oleh para petinggi Belanda di
Indonesia. Spoor yang sebelumnya adalah kepala Angkatan Laut Belanda di
Indonesia, membeberkan keserakahan bahwa para Jendral-jendral bawahannya, terus
mencari keuntungan pribadi, dengan memanfaatkan kapal-kapal perang Belanda.
Menurut berbagai informasi, sebagian besar pembeberan ini dilakukan Jendral
Spoor, dengan memakai bukti-bukti yang diperoleh dari penyelidikan Letnan Muda
Angkatan laut Rob Aernout. Itulah mungkin kenapa kedua orang ini harus
dieliminasi. Di Negeri Belanda, Skandal ini lebih dikenal dengan nama ”De Zaak
Arneout” atau ”Kasus Aernout”. Foto dikiri adalah cover buku laris yang
mengulas tentang kasus ini.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sebelum datang ke Indonesia, para
pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada
waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585,
Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis
dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah
antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan
penjelajahan samudra. Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju
Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.
Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika
–Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten. Pada saat itu Banten berada
di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–1605) Kedatangan rombongan
Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga
diizinkan untuk berdagang di Banten.Namun, karenanya sikap yang kurang baik
sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten. Selanjutnya, orang-orang
Belanda meneruskan perjalanan ke timur akhirnya sampai di Bali. Rombongan kedua
dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan
delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Pada saat itu
hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa
Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan
pandai mengambil hati para penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka
penuh dengan muatan rempah-rempah (lada) dan dikirim ke Negeri Belanda,
sedangkan lima buah kapalnya yang lain menuju ke Maluku.
Daptar Pustaka
1.alviescoot.blogspot.com/2014/09/sejarah
2.
lenywidhy.blogspot.com/2013/11/...penjajahan-belanda-di.html
3. bukubelajarsiswa.blogspot.com/2013/...sejarah-indonesia.html RANGKUMAN SEJARAH
INDONESIA LENGKAP. Sejarah Indonesia
4.
sejarahsemesta.blogspot.com/.../01/perlawanan...belanda.html